Coping adalah mekanisme
untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima. Apabila
mekanisme coping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap
perubahan atau beban tersebut. Atau mudahnya coping berarti ciri-ciri atau cara
individu dalam menghadapi tekanan atau situasi menekan. Seorang ahli medis bernama ZJ Lipowski dalam
penelitiannya memberikan definisi mekanisme coping: “all cognitive and motor activities which a sick person
employs to preserve his bodily and psychic integrity, to recover reversibly,
impaired function and compensate to limit for any irreversible impairment.” (artinya: semua
aktivitas kognitif dan motorik yang dilakukan oleh seseorang yang sakit untuk
mempertahankan integritas tubuh dan psikisnya, memulihkan fungsi yang rusak,
dan membatasi adanya kerusakan yang tidak bisa dipulihkan).
Mekanisme coping adalah
cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri
dengan perubahan yang terjadi baik dalam dirinya ataupun lingkungannya, serta
respon terhadap situasi yang mengancam dirinya. Ini terbentuk melalui proses
belajar dan mengingat, yang dimulai sejak awal timbulnya stressor dan saat
mulai disadari dampak stressor tersebut. Kemampuan belajar ini tergantung pada
kondisi eksternal dan internal, sehingga yang berperan bukan hanya bagaimana
lingkungan membentuk stressor tetapi juga kondisi temperamen individu dan
persepsinya masing-masing.
Pengertian dari
jenis-jenis coping
Jenis-jenis coping terbagi dua, yang pertama adalah
emotional focus coping dan yang kedua adalah problem focus coping. Berikut akan
dijelaskan secara lebih jelas :
a. Emotional focus
Coping
Emotional focus coping digunakan untuk mengatur respon
emosional terhadap stres. Biasanya ini dilakukan melalui perilaku individu,
seperti: penggunaan rokok, intinya bagaimana menghilangkan fakta - fakta yang
tidak menyenangkan dengan melalui strategi yang kognitif. Bila individu tidak
mampu mengubah kondisi yang ‘stresfull’ atau
stresss berat, individu akan cenderung untuk
mengatur emosinya.
b. Problem focus
Coping
problem focus coping digunakan untuk mengurangi stressor
(penyebab-penyebab stress), individu akan mengatasi dengan mempelajari
cara-cara atau keterampilan-keterampilan yang baru yang belum pernah ia lakukan.
Individu akan cenderung menggunakan strategi ini, bila yakin akan dapat merubah
situasi lebih baik lagi. Coping dibagi dua bagian, yaitu memfokuskan pada
pemecahan masalah dan yang kedua memfokuskan pada emosi pribadi individu. Jenis-jenis
coping yang memfokuskan pada pemecahan masalah berupa :
1.
Keaktifan diri adalah suatu tindakan yang mencoba menghilangkan atau
mengelabuhi penyebab stres atau untuk memperbaiki akibat yang ditimbulkan. Jadi,
individu secara aktif bias menghilangkan stress dengan melakukan sesuatu hal yang
baginya menarik agar dapat merubah diri jadi lebih baik.
2.
Perencanaan adalah memikirkan tentang bagaimana mengatasi penyebab stress.
Seorang individu pasti mempunyai rencana sebelum melakukan sesuatu, agar
sesuatu yang ingin dilakukannya berjalan dengan baik dan terencana.
3.
Kontrol diri adalah individu membatasi keterlibatannya dalam
aktivitas persaingan dan tidak terburu-buru untuk mencari alternative lainatau
cara lain untuk mengatasi stressnya.
4.
Mencari dukungan social adalah mencari bantuan seperti informasi,
nasihat-nasihat orang yang lebih paham dengan suatu masalah, dan mencari suatu
motivasi.
Lalu ada coping yang memfokuskan pada emosi, yaitu berupa :
1. Mengingkari adalah
suatu tindakan atau pengingkaran terhadap suatu masalah. Misalnya kita punya
janji lalu kita melupakannya.
2. Penerimaan diri, adalah suatu situasi yang penuh dengan
tekanan sehingga keadaan ini memaksanya untuk mengatasi masalah tersebut. Misalnya
kita menerima apapun kondisi yang kita alami dengan lapang dada dan berserah
diri pada yang diatas.
3. Religius, adalah
sikap individu untuk menenangkan dan menyelesaikan masalah-masalah secara
keagamaan. Misalnya dengan mengikuti acara-acara keagamaan misalnya pengajian
agar hidup kita menjadi tenang, tentram dan damai.
Jenis-Jenis Coping yang
Konstruktif dan Positif
a. coping yang konstruktif
Pertama adalah escape, escape adala usaha untuk
menghilangkan stress dengan melarikan diri dari masalah dan beralih pada
hal-hal yang tidak baik, seperti mabuk-mabukan. Kedua adalah accepteance. Hal ini
terjadi karena tidak ada lagi yang dapat memecahkan masalah, maka lebih memilih
pasrah pada yang terjadi dan menerimanya dengan lapang dada. Ketiga adalah avoidance.
Avoidance adalah individu berusaha menyanggah dan mengingkari serta melupakan
masalah-masalah yang ada pada dirinya. Dengan mencari suatu hal baru. Terakhir adalah
avoidant coping. Avoidant coping adalah strategi yang dilakukan individu untuk
menjauhkan diri dari sumber stress dengan cara melakukan suatu aktivitas atau
menarik diri dari suatu kegiatan atau situasi yang berpotensi menimbulkan
stress.
b. Coping yang
positif
Pertama adalah active coping, ini adalah strategi yang
dirancang untuk mengubah cara pandang individu terhadap sumber stress.intinya
individu megubah pandangan suatu stressnya dengan sebuah pandangan baru yang
lebih bermakna. Kedua adalah problem solving focused coping, ini adalah individu
secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk mehilangkan kondisi atau
situasi yang menimbulkan stress. Misalnya dengan memita bantuan orang lain. Ketiga
adalah distancing, ini adalah usaha untuk menghindari permasalahan dan
menutupinya dengan pandangan yang positif dan menganggap sepele suatu masalah. Keempat
adalah planful problem solving, ini adalah individu membentuk suatu strategi
dan perencanaan menghilangkan dan mengatasi stress dengan melibatkan tindakan
yang teliti, hati-hati, bertahap, dan bersifat analitis. Kelima adalah positive
reappraisal ini adalah usaha untuk mencari makna positif dari permasalahan
dengan pengembangan diri dan melibatkan hal-hal religi atau keagamaan. Keenam adalah
self control atau control diri, ini adalah suatu bentuk dalam penyelesaian
masalah dengan cara menahan diri, mengatur perasaan, tidak ceroboh mengambil
suatu tindakan. Ketujuh adalah emotion focused coping, ini berarti melibatkan
usaha-usaha untuk mengatur emosinya dalam penyesuaian diri dengan dampak yang
ditimbulkan oleh kondisi yang penuh tekanan. Kedelapan adalah seeking social
support, ini berarti suatu cara yang dilakukan individu dalam menghadapi masalah
dengan cara mencari dukungan sosial pada keluarga atau lingkungan sekitar,
berupa perhatian atau sebuah kasih sayang. Dan yang terakhir adalah positive
reinterpretation, ini berarti respon dari individu dengan cara merubah dan
mengembangkan dalam kepribadiannya atau mencoba mengambil pandangan positif (lebih
bermakna) dari sebuah masalah.
Sumber:
Basuki, S. A.M Heru.2008. Psikologi Umum. Jakarta:
Universitas Gunadarma
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/104/jtptunimus-gdl-dyasdindan-5184-3-bab2.pdf