Selasa, 23 April 2013

Tulisan 1, Kesehatan Mental (Tugas 2)


Kepribadian yang sehat
Apa itu kepribadian yang sehat? Dapatkah kita semua menjadi seorang pribadi yang sehat? Sebagai orang yang awam tentunya sangat tidak mudah menjawab pertanyaan ini. Mungkin kita sampai saat ini belum mengetahui seperti apa kepribadian yang sehat. Berikut adalah berbagai kutipan untuk kita bisa mengetahui apa itu kepribadian yang sehat.
Sejumlah orang di Amerika serikat banyak menyelidiki, mencari, dan menyingkap diri batiniah (dan badan) mereka dalam sensitivity session, T-groups, dan sejumlah encounther therapy lainnya. Para penjahat, pedagang, pecandu obat bius, mahasiswa, guru, anak kecil, orang tua, sampai dewasa bahkan orang gemuk maupun kurus menemukan potensi pengalaman kepribadian mereka yang tidak pernah disadari bahwa mereka memilikinya.
Inti dari kutipan diatas adalah menemukan dan merumuskan suatu kepribadian yang lebih sehat. Fokusnya kearah apa seseorang akan menjadi bukan kearah apa yang telah terjadi. Banyak ahli-ahli psikologi memandang masalah ini kedalam ranah psikologi pertumbuhan dengan teori aliran humanistik, yaitu seseorang yang digambarkan bukan seperti teori aliran psikoanalisis yang selalu melihat ketidaksadaran mereka. Dan bukan seperti mesin layaknya teori dari aliran behaviorisme.
Humanistic memandang individu sebagai suatu organism yang tersusun secara baik, teratur, dengan banyak spontanitas, kegembiraan dan kreativitas. Gambaran ahli psikologi ini merumuskan tentang kodrat manusia adalah selalu optimis dan penuh dengan harapan. Mereka percaya kapasitas kita untuk memperluas, mengembangkan dan memenuhi diri kita dengan kemampuan yang kita miliki. Sehingga menurut mereka manusia mempunyai suatu tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang diperlukan melampaui “normalitas” mereka dapat merealisasikan atau mengaktualisasi diri mereka sendiri melihat dari potensinya. Dengan kata lain, tidak cukup hanya dengan bebas dari sakit secara emosional, dan tidak berperilaku psikotis (gila) untuk menilai seseoang sebagai pribadi yang sehat.
Kita tidak dapat mengetahui secara pasti apa itu kepribadian yang sehat karena masih terdapat sedikit penyesesuaian pendapat yang ada di banyak ahli psikologi yang memandang aliran ini. Disini akan dijelaskan melihat kepribadian yang sehat melalui tokoh tokoh seperti Gordon Allport, Carl Rogers, Abraham Maslow, dan Erich Fromm. Intinya kepribadian sehat adalah tergantung dengan bagaimana cara kita menjadi sesuatu menurut kemampuan yang telah kita miliki.

1)   Gordon Allport dalam ciri-ciri kepribadian yang matang.


Allport mengemukakan ada tujuh criteria kepribadian yang matang, berikut adalah tujuh kriterianya:
a.   Perluasan Perasaan diri
Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas menjangkau banyak orang dan benda. Mulanya diri berpusat hanya pada individu. Kemudian ketika pengalaman bertumbuh terus maka diri meluas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abtsrak. Inilah yang dimaksud dengan orang-orang yang matang. Ia mengembangkan perhatiannya diluar diri..
b.   Hubungan diri yang hangat dengan orang lain
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam berhubungan dengan orang lain yaitu kapasitas keintiman dan kapasitas perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis bisa memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang terdekatnya seperti orangtua, partner kerja, dan teman akrab. Yang dihasilkan adalah perasaan perluasan diri yang berkembangan dengan baik.
Ada perbedaan antara hubungan cinta orang yang neurotis dengan hubungan cinta kepribadian yang sehat. Orang neurotis menerima banyak cinta daripada kemampuan mereka memberinya. Mereka memberi cinta dengan syarat dan kewajiban yang bersifat timbale balik. Sedangkan cinta orang sehat adalah cinta tanpa syarat dan tidak mengikat.
Kapasitas terharu adalah suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat menerima kelemahan-kelemahan manusia, sedangkan orang neurotis tidak.
 d. Keamanan emosional
Kepribadian yang sehat mampu menerima emosi-emosi manusia. Mereka dapat mengontrol emosi mereka, sehingga tidak mengganggu aktivitas antar pribadi.
c.   Persepsi realistis
Orang yang sehat memandang diri mereka objektif. Mereka menerima realitas dengan apa adanya. Sedangkan orang yang neurotis mengubah realitas sesuai dengan keinginannya.
d.   Keterampilan dan tugas-tugas
Orang yang sehat dan matang adalah orang yang mampu mengarahkan keterampilan pada pekerjaan mereka.
e.   Pemahaman diri
Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang yang neurotis. Orang yang memiliki wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memilki wawasan diri yang kurang.
f.   Filasafat hidup yang mempersatukan
Orang yang sehat melihat kedepan, didorong oleh tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Orang ini mempunyai perasaan akan tujuan dan member kontinuitas pada kepribadian mereka.
Sumber:
Schultz, Duane.1991. Psikologi pertumbuhan (Model
Kepriadian sehat). Yogyakarta: Kanisius
Allport, G. 1960. Personality and social encounter.
Boston: Bacon Press 

2) Orang yang berfungsi sepenuhnya oleh Carl Rogers

Menurut carl rogers setiap anak pada masa kecil pasti memiliki self concept (gambaran diri). Ini terbentuk akibat reasi anak dengan orang lain. Dengan mengamati reaksi orang lain terhadap tingkah lakunya, anak mengembangkan gambaran-gambaran diri yang konsisten. Cara-cara khusus bagaimana diri berkembang dan menjadi sehat atau tidak tergantung cinta yang diterima ketika masih kecil.
Rogers menyebutnya sebagai positif regards atau penghargaan positif. Self concept juga sangat dipengaruhi oleh ibu. Kasih sayang dan cinta yang diterima anak adalah syarat terhadap tingkah laku yang baik. Karena anak mengembangkan ini maka anak akan menginternlisasi sikap ibu.
Anak harus menghindari tingkah laku atau pikiran dalam cara yang menyebabkan celaan atau penolakan oleh standar yang diambil oleh anak dari ibunya. Karena tingkh laku yang salah menyebabkan anak merasa tidak berharga. Rogers menegaskan diri adalah dalam dan luas, karena diri itu mengandung semua pikiran dan perasaan yang mampu diungkapkan orang itu. Diri itu juga fleksibel dan terbuka kepada semua pengalaman baru. Intinya semua orang bebas ntuk mengaktualisasikan diri mereka untuk mengembangkan potensinya. Dan setelah aktualisasi berlangsung, orang itu dapat menjadi orang yang berfungsi sepenunya.

Sumber:
Schultz, Duane.1991. Psikologi pertumbuhan (Model
Kepriadian sehat). Yogyakarta: Kanisius 

3)   Hierarki kebutuhan hingga mencapai aktualisasi diri oleh Abraham Maslow

Abraham maslow dikenal sebagai pelopor psikologi aliran humanistic. Maslow percaya manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teori yang paling terkenal adalah hierarki of needs atau hierarki kebutuhan. Latar belakangnya kemunculan hierarki ini adalah pengalaman hidup dan keluarganya. Psikolog humanis percaya bahwa setiap orang memiliki keinginan kuat untuk merealisasikan potensi dalam dirinya. Maslow memberikan focus penelitiannya kepada manusia yang sehat bukan terhadap manusia yang bermasalah.Puncak pengalaman terjadi jika seorang manusia bias menyeimbangkan dirinya dengan lingkungan.
       
Maslow menggunakan piramida sebagai visualisasi teorinya tentang hierarki kebutuhan. Menurut maslow manusia termotivasi untuk memenuhi segala kebtuhan dalam hidupnya. Semua kebtuhan ini terkandung dalam sebuah tingkatan (hierarki) dari mulai yang rendah atau bersifat fisiologis dasar sampai yang paling tinggi atau bersifat aktualisasi diri. Berikut hierarki kebutuhan tersebut:
1.    Kebutuhan fisiologis atau dasar
2.   Kebutuhan akan rasa aman
3.   Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4.   Kebutuhan untuk dihargai
5.   Kebutuhan untuk aktualisasi diri

Kebutuhan fisiologis adalah tingkatan paling dasar (basic needs) menurut maslow yang meliputi kebutuhan akan makan, udara, minuman, dan sebagainya. Jika tidak dipenuhi dalam keadaan yang ekstrem maka orang tersebut akan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri karena kapasitasnya dipusatkan untuk kebutuhan basic needs ini.
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi muncul kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan ini berhubungan dengan jaminan kemanan, stabilitas, perlindungan, bebas dari rasa cemas dan takut. Karena ada kebutuhan ini maka manusia membuat undang-undang, membuat sistem, pension dan sebagainya. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akan muncul sifat-sifat yang negative.
Setelah kebutuhan akan rasa aman dipenuhi, maka timbul kebutuhan untuk dimiliki dan disayangi. Setiap orang pasti ingin memiliki hubungan yang akrab dan nyamanbahkan mesra dengan orang lain. Ingin sekali mencintai dan dicintai. Jika seseorang tidak memiliki keluarga akan merasa sebatang kara, sedangkan orang yang pengganguran merasa tidak berharga. Kondisi ini menurunkan harga diri orang tersebut.
Selanjutnya setelah kebutuhan akan dimiliki dan disayangi terpenuhi maka akan muncul kebutuhan akan harga diri. Pertama adalah kebutuhan akan kekuasaan, kompetensi, dan percaya diri. Kedua adalah kebutuhan akan penghargaan, status, dan kebanggaan. Orang yang terpenuhi akan kebutuhan harga diri akan percaya diri dan tidak bergantung dengan orang lain.
Selanjutnya setelah harga diri dipenuhi muncullah kebutuhan untuk aktualisasi diri. Kebutuhan ini saling mengisi satu sama lain. Jika kebbutuhan ini tidak terpenuhi akan muncul sikap kebosanan, apatisme, dan keputus asaan.
Sumber:
Schultz, Duane.1991. Psikologi pertumbuhan (Model
Kepriadian sehat). Yogyakarta: Kanisius

4)  Ciri-ciri kepribadian yang sehat oleh Erich fromm
Menurut erich fromm manusia adalah makhluk social. Berdasarkan hal tersebut, salah satu ciri kepribadian ang sehat adalah kemampuan untuk hidup pada masyarakat social. Masyarakat sangat penting peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian seseorang merupakan hasil dari proses social.masyarakat sangat penting sekali untuk membentuk kepribadian.
Menurut fromm ada 5 watak social dalam masyarakat: 1. Penerimaan, 2. Penimbunan, 3. Penjualan, 4. Pemerasan, 5. Produktif. Yang benar sehat dari kelima watak ini adalah produktif karena watak ini didorong oleh cinta dan akal budi yang dapat membantu perkembangan pribad dan masyarakat. Lalu, Fromm menyebut 5 tipe yang berbeda tentang cinta, yaitu cinta persaudaraan, cinta keibuan, cinta erotic, cinta diri, dan cinta ilahi. Menurut beliau cina sangat penting untuk membangun dunia yang lebih baik sebab dicari oleh seluruh masyarakat.
Intinya pribadi yang sehat menurut  Fromm adalah pribadi yang mampu hidup dalam masyarakat social yang ditandai dengan hubungan-hubungan yang manusiawi, diwarnai oleh solidaritas penuh, cinta, dan tidak saling merusak atau menyingkirkan satu dengan yang lainnya. Tujuan hidup seseorang pribadi adalah keberadaan dirinya itu sendiri, bukan pada apa yang dimiliki, pada apa kegunaannya dan fungsinya.
Berikut adalah ciri-ciri kepribadian yang sehat menurut Erich Fromm: mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk social dalam masyarakat, mampu mencintai dan dicintai, mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu, mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya, memiliki watak social yang produktif, mampu bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat.
Sumber:
Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: 
Kanisius
                Schultz, Duane.1991. Psikologi pertumbuhan (Model
Kepriadian sehat). Yogyakarta: Kanisius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar