Kepribadian yang sehat
Apa itu kepribadian yang sehat? Dapatkah kita semua menjadi
seorang pribadi yang sehat? Sebagai orang yang awam tentunya sangat tidak mudah
menjawab pertanyaan ini. Mungkin kita sampai saat ini belum mengetahui seperti
apa kepribadian yang sehat. Berikut adalah berbagai kutipan untuk kita bisa
mengetahui apa itu kepribadian yang sehat.
Sejumlah orang di Amerika serikat banyak menyelidiki,
mencari, dan menyingkap diri batiniah (dan badan) mereka dalam sensitivity session, T-groups, dan
sejumlah encounther therapy lainnya.
Para penjahat, pedagang, pecandu obat bius, mahasiswa, guru, anak kecil, orang
tua, sampai dewasa bahkan orang gemuk maupun kurus menemukan potensi pengalaman
kepribadian mereka yang tidak pernah disadari bahwa mereka memilikinya.
Inti dari kutipan diatas adalah menemukan dan merumuskan
suatu kepribadian yang lebih sehat. Fokusnya kearah apa seseorang akan menjadi
bukan kearah apa yang telah terjadi. Banyak ahli-ahli psikologi memandang
masalah ini kedalam ranah psikologi pertumbuhan dengan teori aliran humanistik,
yaitu seseorang yang digambarkan bukan seperti teori aliran psikoanalisis yang
selalu melihat ketidaksadaran mereka. Dan bukan seperti mesin layaknya teori
dari aliran behaviorisme.
Humanistic memandang individu sebagai suatu organism yang
tersusun secara baik, teratur, dengan banyak spontanitas, kegembiraan dan
kreativitas. Gambaran ahli psikologi ini merumuskan tentang kodrat manusia
adalah selalu optimis dan penuh dengan harapan. Mereka percaya kapasitas kita
untuk memperluas, mengembangkan dan memenuhi diri kita dengan kemampuan yang
kita miliki. Sehingga menurut mereka manusia mempunyai suatu tingkat
pertumbuhan dan perkembangan yang diperlukan melampaui “normalitas” mereka dapat
merealisasikan atau mengaktualisasi diri mereka sendiri melihat dari
potensinya. Dengan kata lain, tidak cukup hanya dengan bebas dari sakit secara
emosional, dan tidak berperilaku psikotis (gila) untuk menilai seseoang sebagai
pribadi yang sehat.
Kita tidak dapat mengetahui secara pasti apa itu
kepribadian yang sehat karena masih terdapat sedikit penyesesuaian pendapat
yang ada di banyak ahli psikologi yang memandang aliran ini. Disini akan
dijelaskan melihat kepribadian yang sehat melalui tokoh tokoh seperti Gordon
Allport, Carl Rogers, Abraham Maslow, dan Erich Fromm. Intinya kepribadian
sehat adalah tergantung dengan bagaimana cara kita menjadi sesuatu menurut
kemampuan yang telah kita miliki.
1)
Gordon
Allport dalam ciri-ciri kepribadian yang matang.
Allport mengemukakan ada tujuh criteria kepribadian yang
matang, berikut adalah tujuh kriterianya:
a.
Perluasan Perasaan diri
Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas menjangkau banyak
orang dan benda. Mulanya diri berpusat hanya pada individu. Kemudian ketika
pengalaman bertumbuh terus maka diri meluas meliputi nilai-nilai dan cita-cita
yang abtsrak. Inilah yang dimaksud dengan orang-orang
yang matang. Ia mengembangkan perhatiannya diluar diri..
b.
Hubungan diri yang hangat dengan
orang lain
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam berhubungan
dengan orang lain yaitu kapasitas keintiman dan kapasitas perasaan terharu.
Orang yang sehat secara psikologis bisa memperlihatkan keintiman (cinta)
terhadap orang terdekatnya seperti orangtua, partner kerja, dan teman akrab.
Yang dihasilkan adalah perasaan perluasan diri yang berkembangan dengan baik.
Ada perbedaan antara hubungan cinta orang yang neurotis
dengan hubungan cinta kepribadian yang sehat. Orang neurotis menerima banyak
cinta daripada kemampuan mereka memberinya. Mereka memberi cinta dengan syarat
dan kewajiban yang bersifat timbale balik. Sedangkan cinta orang sehat adalah
cinta tanpa syarat dan tidak mengikat.
Kapasitas terharu adalah suatu pemahaman tentang kondisi
dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang yang sehat
menerima kelemahan-kelemahan manusia, sedangkan orang neurotis tidak.
d. Keamanan
emosional
Kepribadian yang sehat mampu menerima emosi-emosi manusia.
Mereka dapat mengontrol emosi mereka, sehingga tidak mengganggu aktivitas antar
pribadi.
c.
Persepsi realistis
Orang yang sehat memandang diri mereka objektif. Mereka
menerima realitas dengan apa adanya. Sedangkan orang yang neurotis mengubah
realitas sesuai dengan keinginannya.
d.
Keterampilan dan tugas-tugas
Orang yang sehat dan matang adalah orang yang mampu
mengarahkan keterampilan pada pekerjaan mereka.
e.
Pemahaman diri
Kepribadian yang sehat mencapai suatu tingkat pemahaman
diri yang lebih tinggi daripada orang-orang yang neurotis. Orang yang memiliki
wawasan diri yang lebih baik adalah lebih cerdas daripada orang yang memilki
wawasan diri yang kurang.
f.
Filasafat hidup yang mempersatukan
Orang yang sehat melihat kedepan, didorong oleh tujuan dan
rencana-rencana jangka panjang. Orang ini mempunyai perasaan akan tujuan dan
member kontinuitas pada kepribadian mereka.
Sumber:
Schultz, Duane.1991. Psikologi pertumbuhan (Model
Kepriadian sehat). Yogyakarta: Kanisius
Allport, G. 1960.
Personality and social encounter.
Boston: Bacon
Press
2) Orang yang berfungsi
sepenuhnya oleh Carl Rogers
Menurut carl rogers
setiap anak pada masa kecil pasti memiliki self concept (gambaran diri). Ini
terbentuk akibat reasi anak dengan orang lain. Dengan mengamati reaksi orang
lain terhadap tingkah lakunya, anak mengembangkan gambaran-gambaran diri yang
konsisten. Cara-cara khusus bagaimana diri berkembang dan menjadi sehat atau
tidak tergantung cinta yang diterima ketika masih kecil.
Rogers menyebutnya
sebagai positif regards atau penghargaan positif. Self concept juga sangat
dipengaruhi oleh ibu. Kasih sayang dan cinta yang diterima anak adalah syarat
terhadap tingkah laku yang baik. Karena anak mengembangkan ini maka anak akan
menginternlisasi sikap ibu.
Anak harus menghindari
tingkah laku atau pikiran dalam cara yang menyebabkan celaan atau penolakan
oleh standar yang diambil oleh anak dari ibunya. Karena tingkh laku yang salah
menyebabkan anak merasa tidak berharga. Rogers menegaskan diri adalah dalam dan
luas, karena diri itu mengandung semua pikiran dan perasaan yang mampu
diungkapkan orang itu. Diri itu juga fleksibel dan terbuka kepada semua
pengalaman baru. Intinya semua orang bebas ntuk mengaktualisasikan diri mereka
untuk mengembangkan potensinya. Dan setelah aktualisasi berlangsung, orang itu
dapat menjadi orang yang berfungsi sepenunya.
Sumber:
Schultz, Duane.1991.
Psikologi pertumbuhan (Model
Kepriadian sehat).
Yogyakarta: Kanisius
3)
Hierarki kebutuhan hingga mencapai aktualisasi
diri oleh Abraham Maslow
Abraham maslow dikenal sebagai pelopor psikologi aliran
humanistic. Maslow percaya manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya
sebisa mungkin. Teori yang paling terkenal adalah hierarki of needs atau hierarki kebutuhan. Latar belakangnya
kemunculan hierarki ini adalah pengalaman hidup dan keluarganya. Psikolog
humanis percaya bahwa setiap orang memiliki keinginan kuat untuk merealisasikan
potensi dalam dirinya. Maslow memberikan focus penelitiannya kepada manusia
yang sehat bukan terhadap manusia yang bermasalah.Puncak pengalaman terjadi
jika seorang manusia bias menyeimbangkan dirinya dengan lingkungan.
Maslow menggunakan piramida sebagai visualisasi teorinya
tentang hierarki kebutuhan. Menurut maslow manusia termotivasi untuk memenuhi
segala kebtuhan dalam hidupnya. Semua kebtuhan ini terkandung dalam sebuah
tingkatan (hierarki) dari mulai yang rendah atau bersifat fisiologis dasar
sampai yang paling tinggi atau bersifat aktualisasi diri. Berikut hierarki
kebutuhan tersebut:
1.
Kebutuhan fisiologis atau dasar
2.
Kebutuhan akan rasa aman
3.
Kebutuhan untuk dicintai dan
disayangi
4.
Kebutuhan untuk dihargai
5.
Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Kebutuhan fisiologis adalah tingkatan paling dasar (basic
needs) menurut maslow yang meliputi kebutuhan akan makan, udara, minuman, dan
sebagainya. Jika tidak dipenuhi dalam keadaan yang ekstrem maka orang tersebut
akan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri karena kapasitasnya dipusatkan
untuk kebutuhan basic needs ini.
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi muncul kebutuhan akan
rasa aman. Kebutuhan ini berhubungan dengan jaminan kemanan, stabilitas,
perlindungan, bebas dari rasa cemas dan takut. Karena ada kebutuhan ini maka
manusia membuat undang-undang, membuat sistem, pension dan sebagainya. Jika
kebutuhan ini tidak terpenuhi akan muncul sifat-sifat yang negative.
Setelah kebutuhan akan rasa aman dipenuhi, maka timbul
kebutuhan untuk dimiliki dan disayangi. Setiap orang pasti ingin memiliki
hubungan yang akrab dan nyamanbahkan mesra dengan orang lain. Ingin sekali
mencintai dan dicintai. Jika seseorang tidak memiliki keluarga akan merasa
sebatang kara, sedangkan orang yang pengganguran merasa tidak berharga. Kondisi
ini menurunkan harga diri orang tersebut.
Selanjutnya setelah kebutuhan akan dimiliki dan disayangi
terpenuhi maka akan muncul kebutuhan akan harga diri. Pertama adalah kebutuhan
akan kekuasaan, kompetensi, dan percaya diri. Kedua adalah kebutuhan akan
penghargaan, status, dan kebanggaan. Orang yang terpenuhi akan kebutuhan harga
diri akan percaya diri dan tidak bergantung dengan orang lain.
Selanjutnya setelah harga diri dipenuhi muncullah kebutuhan
untuk aktualisasi diri. Kebutuhan ini saling mengisi satu sama lain. Jika
kebbutuhan ini tidak terpenuhi akan muncul sikap kebosanan, apatisme, dan
keputus asaan.
Sumber:
Schultz, Duane.1991. Psikologi pertumbuhan (Model
Kepriadian sehat). Yogyakarta: Kanisius
4) Ciri-ciri kepribadian yang
sehat oleh Erich fromm
Menurut erich fromm
manusia adalah makhluk social. Berdasarkan hal tersebut, salah satu ciri
kepribadian ang sehat adalah kemampuan untuk hidup pada masyarakat social.
Masyarakat sangat penting peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
Kepribadian seseorang merupakan hasil dari proses social.masyarakat sangat
penting sekali untuk membentuk kepribadian.
Menurut fromm ada 5 watak
social dalam masyarakat: 1. Penerimaan, 2. Penimbunan, 3. Penjualan, 4.
Pemerasan, 5. Produktif. Yang benar sehat dari kelima watak ini adalah
produktif karena watak ini didorong oleh cinta dan akal budi yang dapat
membantu perkembangan pribad dan masyarakat. Lalu, Fromm menyebut 5 tipe yang
berbeda tentang cinta, yaitu cinta persaudaraan, cinta keibuan, cinta erotic,
cinta diri, dan cinta ilahi. Menurut beliau cina sangat penting untuk membangun
dunia yang lebih baik sebab dicari oleh seluruh masyarakat.
Intinya pribadi yang
sehat menurut Fromm adalah pribadi yang
mampu hidup dalam masyarakat social yang ditandai dengan hubungan-hubungan yang
manusiawi, diwarnai oleh solidaritas penuh, cinta, dan tidak saling merusak
atau menyingkirkan satu dengan yang lainnya. Tujuan hidup seseorang pribadi
adalah keberadaan dirinya itu sendiri, bukan pada apa yang dimiliki, pada apa
kegunaannya dan fungsinya.
Berikut adalah ciri-ciri
kepribadian yang sehat menurut Erich Fromm: mampu mengembangkan hidupnya
sebagai makhluk social dalam masyarakat, mampu mencintai dan dicintai, mampu
mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan itu, mampu menjaga
jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusaknya, memiliki watak social
yang produktif, mampu bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat.
Sumber:
Semiun, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta:
Kanisius
Schultz, Duane.1991. Psikologi pertumbuhan (Model
Kepriadian sehat).
Yogyakarta: Kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar