Kamis, 28 Maret 2013

PERTUMBUHAN PERSONAL

tulisan 3



Manusia dilahirkan sebagai sebuah kertas putih, bersih dan suci, kemudian kertas itu lama-kelamaan akan berisi tinta yang penuh dengan warna. Warna tersebut bisa gelap ataupun terang, tergantung manusia tersebut mengisinya. Makna warna itu adalah sebuah perjalanan cerita yang diciptakan antara manusia dengan manusia lain atau antara manusia dan lingkungan sosialnya.
Setiap individu pasti akan mengalami sebuah pembentukan karakter. Pembentukkan karakter setiap orang pasti berbeda tidak ada yang sama persis. Karakter seseorang dipengaruhi oleh pola asuh dan lingkungan sosial disekeliling orang tersebut. Pembentukkan karakter memerlukan proses yang amat panjang dan rumit. Proses tersebut dinamakan pertumbuhan. Faktor utama yang dapat mempengaruhi pembentukkan karakter adalah keluarga. Kenapa? Karena keluarga adalah lingkungan terdekat, utama dan tempat seseorang dibesarkan dari kecil sampai sekarang. Tanpa adanya keluarga, seseorang tidak akan pernah bisa berkembang dengan baik dan pasti akan menimbulkan karakter yang kurang baik. Ada banyak faktor-faktor yang akan mempengaruhi perkembangan pertumbuhan individu. Faktor tersebut dibedakan menjadi dua tipe yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik juga terbagi lagi menjadi beberapa subbab.
Pertama adalah faktor keturunan. Sifat, watak, dan karakter seseorang tidak jauh dengan sifat, watak dan karakter kedua orangtuanya. Kedua, sifat karakter ini tetap dan tidak akan berubah disepanjang kehidupan. Kenapa tetap? Karena pemebentukkan karakter terjadi secara alamiah, tidak dibuat-buat dan sudah pasti melekat hingga akhir hayat. Walaupun tidak sedikit orang yang dapat merubah karakter, tetap saja karakter tersebut tidak akan hilang secara besar. Artinya walaupun orang tersebut berusaha untuk merubah, pasti akan ada saja beberapa karakter yang mirip seperti dahulu. Ketiga adalah membentuk beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, warna mata, warna rambut, sikap tubuh dan sebagainya.
Selanjutnya faktor eksternal atau lingkungan. Faktor ini sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan manusia baik dari saat baru lahir hingga lanjut usia. Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan terjadinya potensi karakter. Sedangkan yang kurang baik akan menghambat terjadinya karakter.

SUMBER: Yusuf, Syamsu, LN. (2004). Mental Hygiene. Bandung:
                          Pustaka Bani Quraisy
                Gerungan. W.A. psikologi sosial.  (2004) Bandung:
                          PT Refika Aditama

ine lestiani - 13511627 - 2PA01

PENYESUAIAN DIRI & PERTUMBUHAN

TULISAN 3






Apa sih penyesuaian diri? Tentunya banyak sekali diantara kita yang familiar mendengar kalimat tersebut. Penyesuaian diri dialami oleh semua manusia, baik itu tua maupun muda. Tanpa adanya penyesuaian diri kita tidak akan hidup dengan normal. Penyesuaian diri adalah konsep yang dideskripsikan sebagai adaptasi atau pertahanan diri agar bisa terus berkembang dan dapat menyeimbangkan diri dengan tuntutan sosial dan norma dalam masyarakat. Penyesuaian diri ada yang bersifat normal dan ada pula yang bersifat menyimpang. Jika seorang manusia memenuhi kebutuhan dengan upaya melakukan pemecahan masalah dengan cara yang tidak wajar atau menyimpang dari norma sosial dalam masyarakat, maka orang tersebut dikatakan melakukan penyesuaian diri yang menyimpang. Sebaliknya jika manusia tersebut memenuhi kebutuhan dengan upaya memecahkan masalah dengan cara yang wajar dan dan tidak menyimpang dari norma yang berlaku di masyarakat, maka orang tersebut melakukan penyesuaian diri yang normal.
Secara ilmiah, penyesuaian diri berarti upaya manusia untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, mengatasi ketegangan, frustasi atau stress, konflik dengan memerhatikan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup. Proses tersebut melibatkan mental dan akan menghasilkan sebuah perilaku. Penyesuaian diri diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok, pertama berdasarkan gejala masalah yang meliputi neurotik, psikotik, psikopatik, epileptik. Yang kedua, berdasarkan jenis kualitas respon yang meliputi penyesuaian yang normal dan penyesuaian yang menyimpang. Ketiga, berdasarkan jenis masalah meliputi masalah individu, masalah sosial, masalah keluarga, masalah akademik, masalah vokasional dan lain sebagainya.
Lalu adakah keterkaitan penyesuaian diri dengan pertumbuhan? Pertumbuhan adalah perubahan yang terjadi secara fisiologis sebagai hasil kematangan fungsi-fungsi fisik yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan dikemukakan oleh Werner (1957), ia mendefinisikan pertumbuhan akan selalu meningkat dengan cara yang bertahap. 

 SUMBER: Yusuf, Syamsu, LN. (2004). Mental Hygiene. Bandung:

                          Pustaka Bani Quraisy

INE LESTIANI- 13511627- 2PA01

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT

TULISAN 2

Teori kepribadian sehat ini dibagi kedalam tiga aliran besar. Pertama aliran Psikoanalisis, kedua aliran Behavioralisme, dan yang ketiga aliran Humanistik. Ketiganya mempunyai peranan yang amat sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Tentunya masing-masing aliran ini memiliki banyak perbedaan dan pengembangan. Berikut akan dijelaskan perbedaan antar ketiga aliran tersebut:
1.    Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah aliran yang amat sangat terkenal meski mungkin tidak bisa dipahami seutuhnya. Aliran ini juga paling banyak berpengaruh tidak hanya dalam teori kepribadian sehat. Sigmund Freud adalah orang yang pertama merumuskan konsep aliran psikoanalisis ini.
Beliau adalah seorang dokter namun ia lebih tertarik untuk mendalami dunia psikologi. Oleh karena itu Freud lebih memperhatikan struktur dalam jiwa manusia.  Freud membagi pemikiran manusia ke dalam conciousness, preconciousness dan unconciousness.
Uncounciousness adalah yang paling dominan dan yang paling penting karena didalamnya terdapat pikiran-pikiran dimasa kecil manusia. Sedangkan preconciousness adalah jembatan diantara counciousness dan unconciousness karena didalamnya berisikan ingatan-ingatan bahkan ide yang dapat muncul kapan saja. Lalu counciousness adalah bagian yang secara langsung kontak dengan realitas.
Freud juga melihat manusia lahir dari tiga subsistem yang saling berinteraksi. Ketiga subsistem itu adalah id, ego dan superego. Id atau yang familiar kita sebut dengan prinsip kesenangan (pleasure principle) berisikan hawa nafsu (instink) karena menyimpan dorongan biologis manusia. Dua instink yang dominan adalah libido (seperti dorongan seksual) dan thanatos (instink kematian).  Intinya id sangat egoistis hanya berisikan dengan kesenangan-kesengan yang ada dalam diri manusia tanpa sama sekali melihat ke dalam segi realitas.
Ego (prinsip realitas) tentu berkembangnya dari id. Secara garis besar sang ego lah yang menjembatani atau menghubungkan id dengan realitas di dunia luar. Ego yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan dari apa yang ingin manusia lakukan.
Selanjutnya superego (prinsip sosial) berisikan dengan nilai-nilai sosial yang membuat sadarnya individu dengan tuntutan moral. Misalnya kita melanggar suatu nilai sosial dalam masyarakat seperti berbuat asusila. Nah sang superego yang akan menghukum ego (pengambil keputusan) dengan sebuah rasa amat sangat bersalah.
2.    Aliran Behaviorisme
John B. Watson adalah orang yang mempelopori aliran Behaviorisme. Behaviorisme berdiri sebagai reaksi atas introspeksionisme (menganalisis manusia berdasarkan laporan subjektif) dan juga berisi tentang alam bawah sadar yang tidak nampak. Behaviorisme ingin menganalisis perilaku yang tampak saja seperti yang dapat diramalkan.
Supaya mudah kita menamai aliran behaviorisme ini sebagai teori belajar. Aliran ini menganggap ketika manusia lahir tidak membawa apa-apa. Seorang manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang mereka terima sejak lahir dan juga yang paling penting dari lingkungan disekitarnya. Perilaku manusia adalah hasil dari pengalaman.
Jika lngkungan didekat manusia tersebut baik, maka akan sangat berpengaruh baik kedalam diri manusia tersebut akibatnya mereka berperilaku baik sesuai dengan norma-norma yang ada. Sebaliknya jika lingkungan didekat manusia tersebut buruk, akan berpengaruh buruk kedalam diri manusia tersebut akibatnya mereka berperilaku buruk atau melanggar norma-norma dalam masyarakat.
Kaum behaviorisme ini sangat objektif. Mereka tidak mau menerima bahkan menolak mentah-mentah subjektifitas seperti berpikir, emosi, persepsi, dan sensasi. Bandura juga mengembangkan behaviorisme dengan konsep teori belajar sosial (apa yang dilakukan manusia berdasarkan hasil peniruan orang disekitarnya). Istilah reward dan punishment (hadiah dan hukuman) sangat penting dalam aliran behaviorisme atau teori belajar. Bila seseorang sering diberi reward maka orang tersebut akan sangat senang melakukan suatu hal. Sebaliknya jika ia diberikan punishment orang tersebut akan kapok atau cenderung tidak akan melakukan suatu hal tersebut. Intinya aliran ini melihat secara kasat mata atau apa yang nampak, tanpa melihat perasaan dan pemikiran atau pendapat.
3.    Aliran Humanistik
Aliran ini muncul sekitar tahun 1940-1950an sebagai reaksi atas dua aliran sebelumnya yaitu aliran psikoanalisis dan aliran behaviorisme. Aliran ini secara umum sangat memberikan perhatian besar tehadap diri (self). Tokoh yang paling terkenal menganut parah Humanistik adalah Abraham Maslow lewat aktualisasi dirinya.
Hidup seseorang akan bermakna apabila melibatkan nilai-nilai dan pilihan yang konstruktif secara sosial. Intinya adalah keunikan pada manusia, pentingnya nilai dan makna, kemampuan seseorang mengembangkan dirinya. Manusia hidup di dalam dunia yang sifatnya sangat pribadi dan pusatnya itu adalah diri mereka sendiri,
Hal tersebut disebut dengan konsep diri yang bersifat fleksibel dan sangat labil sehingga mudah berubah. Seseorang melakukan sesuatu untuk bisa meningkatkan dan mengaktualisasikan dirinya.
Berikut adalah empat ciri yang berkaitan dengan aliran Humanistik:
1.    Pusat perhatiannya pada orang yang mengalami, karena itu berfokus pada pengalaman primer sebagai perilaku manusia.
2.    Tekanan pada kualitas yang khas pada manusia seperti aktualisasi diri dan kreativitas.
3.    Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah yang akan dipelajari dan cara yang aan digunakan.
4.    Memberi perhatian penuh pada kemuliaan dan martabat manusia dan tertarik pada potensi inheren setiap individu.
Intinya kecenderungan batin manusia adalah menuju kesehatan dan keutuhan diri seperti halnya dalam kondisi yang normal seseorng berperilaku secara rasional dan konstruktif (terstruktur) dan memilih jalannya melalui aktualisasi dirinya sendiri.
         
Sumber: Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Yogyakarta  :
 Fajar Media Press
                 Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto :
                        Stain Press
                 Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta  :
                        Kanisius

INE LESTIANI - 13511627 - 2PA01

PENDEKATAN KESEHATAN MENTAL

TULISAN 1



Kesehatan mental kini telah menjadi perhatian khalayak ramai. Sasaran dalam kesehatan mental ini tentunya masyarakat umum. Tentunya telah banyak peneliti yang meneliti tentang konsep kesehatan mental ini. Dengan demikian pengertian kesehatan mental menjadi beragam. Ada yang berpendapat kesehatan mental berarti kondisi optimal baik fisik, intelektual, emosi, sepanjang hal itu sama dengan keadaan orang lain. Sebagian juga berpendapat kesehatan mental berarti terbebas dari penyakit atau cacat terutama dalam kondisi mental ataupun psikologis, dan masih banyak pendapat lainnya.
          Kesehatan mental bukanlah disiplin ilmu yang berdiri sendiri, kesehatan mental ini terdiri dari banyak bidang ilmu baik yang secara langsung membidangi kesehatan ataupun tidak. Dibalik berbagai konsep kesehatan mental beberapa ahli menemukan orientasi umum dan pola wawasan mental. Salah satu yang mengembangkan orientasi umum dan pola wawasan mental ini adalah Saparinah Sadli. Beliau mengemukakan tiga macam orientasi besar dalam kesehatan mental. Pertama orientasi klasik, orientasi penyesuaian diri dan yang terakhir adalah orientasi pengembangan potensi.
Pertama beliau mengemukakan tentang orientasi klasik. Orientasi klasik menurutnya adalah “seseorang dianggap sehat apabila ia tidak mempunyai keluhan tertentu seperti ketegangan, rasa lelah, cemas, rendah diri atau perasaan tidak berguna yang semuanya menimbulkan perasaan sakit atau rasa tidak sehat, serta menggangu efisiensi kegiatan sehari-hari”. Dalam definisi ini, orientasi klasik mengemukakan orang yang sehat berarti orang yang tidak mempunyai berbagai keluhan yang berakibat sakit untuk dirinya di dalam kehidupan sehari-hari. Seperti tidak cepat merasa lelah, cemas, tidak percaya diri, cepat putus asa, perasaan tidak berguna dan lain sebagainya. Biasanya ranah cakupan orientasi klasik ini banyak berkembang didunia kedokteran.
          Kedua Saparinah Sadli mengemukakan, orientasi penyesuaian diri. Orientasi penyesuaian diri adalah “seseorang dianggap sehat mental bila ia mampu mengembangakan dirinya sesuai dengan tuntutan orang-orang lain serta lingkungan sekitarnya”. Definisi diatas berarti, orang dikatan sehat apabila ia mampu bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak akan pernah bisa untuk hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Terakhir beliau megemukakan tentang orientasi pengembangan potensi. Orientasi pengembangan potensi menurut beliau adalah “seseorang dianggap mencapai taraf kesehatan jiwa bila ia mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensialitasnya menuju kedewasaan sehingga ia bisa dihargai oleh orang lain dan dirinya sendiri. Definisi diatas berarti orang dikatakan sehat apabila ia berhasil mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan kreativitas yang ia miliki sehingga ia bisa dihargai oleh masyarakat diluar sana.
Dengan demikian kita dapat membedakan pengertian dari apa yang dimaksud dengan orientasi klasik, orientasi penyesesuaian diri dan yang terakhir orientasi pengembangan potensi.

Sumber: Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Yogyakarta  :
 Fajar Media Press
                 Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto :
                        Stain Press
                 Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta  :
                        Kanisius

INE LESTIANI - 13511627- 2PA01

SEJARAH KESEHATAN MENTAL

TULISAN 1




Apa sih kesehatan mental? Banyak orang awam bingung ketika mendengar istilah tersebut. Tidak banyak yang mengerti tentang kesehatan mental asal-asulnya bahkan sejarahnya. Dan banyak sekali orang yang bingung mengapa kesehatan mental dipelajari seperti dalam studi psikologi. Sebagian dari mereka mungkin berpendapat bahwa kesehatan mental masuk ke dalam studi psikologi karena psikologi sendiri mempelajari tentang masalah kejiwaan, dan kejiwaan itu sendiri sangat erat kaitannya dengan kesehatan mental.
          Ada benarnya pendapat tersebut karena memang benar psikologi mempelajari tentang jiwa yang erat hubungannya dengan kesehatan mental. Sejarah kesehatan mental tidak dapat dijelaskan dengan rinci seperti sejarah kedokteran. Ini disebabkan karena mental itu sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata dan setiap orang memiliki mental yang sudah pasti berbeda. Sedangkan gangguan fisik, dapat dengan mudah terlihat dari luar dan dapat terdeteksi, dicegah dan bisa diobati. Disinilah fungsi awal ilmu kedokteran berkembang. Seseorang yang terkena gangguan mental, sulit sekali untuk dilihat bahkan dari orang yang terdekat dengannya. Orang terdekatnya menganggap hal ini sebagai hal yang biasa, bahkan bukan sebagai gangguan yang berarti.
          Bagi masyarakat Indonesia umumnya, masalah kesehatan mental ini merupakan hal yang tidak dianggap bahkan disepelekan. Mengapa ini terjadi? Jawabannya sangat mudah, karena taraf pendidikan yang masih kurang atau masih rendahnya pemikiran masyarakat kita, dan membuat banyak orang tidak peka mengetahui pentingnya  kesehatan mental ini. Secara historis kesehatan mental ini terbagi didalam dua periode yang amat penting. Pertama didalam periode pra-ilmiah dan yang terakhir dalam periode ilmiah.
          Periode pra-ilmiah, terhitung sejak zaman dahulu kala masalah gangguan mental muncul didalam konsep primitif animeisme. Animeisme adalah kepercayaan bahwa segala sesuatu didunia ini adalah pemberian dari roh halus dan dewa-dewa leluhur, roh halus dan dewa-dewa leluhur itu juga yang menguasai bumi ini.  Contohnya orang primitif menggangap panen yang melimpah adalah buah hasil roh dan dewa leluhur yang senang kepadanya. Sedangkan gangguan mental terjadi karena roh dan dewa leluhur marah. Untuk mencegah kemarahan itu terjadi, orang primitif sengaja membuat sesajen kesukaan roh dan leluhur tersebut. Tidak hanya sesajen mereka juga tak segan untuk memberikan korban.
          Pada zaman Hipocrates (460-467) terjadi perubahan sikap terhadap tradisi animeisme. Beliau beserta pengikutnya mengembangkan padangan yang lebih revolusioner dalam pengobatan. Pendekatan yang mereka pakai adalah pendekatan naturalisme. Naturalisme adalah aliran yang menganggap gangguan mental dan fisik sebagai pengaruh dari alam. Hipocrates dan para pengikutnya sama sekali tidak percaya dengan adanya roh dan dewa leluhur. Bagi mereka roh dan dewa leluhur yang telah meninggal tidak mungkin ada dibumi lagi.
          Philipe Pinel (1745-1826) seorang dokter dari perancis, berpendapat gangguan mental dapat dipecahkan oleh filsafat politik dan sosial. Beliau juga dikenal sebagai penggagas Rumah Sakit Jiwa. Para pasien yang terjangkiti gangguan mental yang biasanya sering melukai orang lain bahkan menyakiti diri mereka sendiri, dikurung didalam rumah sakit jiwa lalu diikat ditempat tidur lama kelamaan akan tenang. Mereka berhasil membuat dirinya untuk tidak melukai dirinya sendiri ataupun diri orang lain. Dan mereka juga sudah bisa untuk dilepas dan dibiarkan untuk bergaul dengan masyarakat sekitarnya.
          Periode ilmiah atau yang familiar kita kenal dengan era modern. Disini terjadi perubahan sikap dan sudut pandang dari animeisme (irrasional) kedalam sikap dan sudut pandang yang rasional (ilmiah). periode ini juga dikenal dengan dengan awal mulanya berkembang psikologi abnormal dan psikiatri di negara Amerika Serikat pada tahun 1783. Perkembangan psikologi abnormal dan psikiatri ini besar pengaruhnya pada kelahiran kesehatan mental. Kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran, dan inpirasi para ahli (Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers). Keduanya banyak sekali mendedikasikan dirinya kepada pencegahan gangguan mental.
          Pada tahun 1909 gerakan kesehatan mental secara formal lahir. Dalam dekade 1900-1909 beberapa organisasi kesehatan mental didirikan. Pertama lahirlah ASHA (American Social Hygiene Association) dan American Federation for Sex Hygiene. Kelahiran organisasi ini adalah jasa dari Clifford Whittingham Beers (1876-1943), beliau dinobatkan sebagai “the founder of mental hygiene movement”. Karena pengalamannya yang cukup luas dalam pencegahan dan pengobatan ganguan mental dengan carayang manusiawi.
          Pada tanggal 19 Februari 1909 didirikan National Committe Siciety For Mental Hygiene yang salah satu tujuan organisasi ini adalah melindungi esehatan mental masyarakat. Dan tepatnya pada tahun 1950 organisasi kesehatan mental bertambah dengan berdirinya National Assosiation For Mental Health. Dengan lahirnya organisasi ini diharapkan seluruh belahan dunia manapun dapat mencegah serta mengobati berbagai macam gangguan-gangguan mental.

Sumber: Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Yogyakarta  :
 Fajar Media Press
                 Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto :
                        Stain Press
                 Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta  :
                        Kanisius

INE LESTIANI - 13511627 - 2PA01


Rabu, 27 Maret 2013

KONSEP SEHAT

TULISAN 1


          

Manusia terlahir sebagai makhluk hidup yang memiliki akal beserta pikiran. Seorang makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lainnya tentunya memiliki banyak persamaan. Seperti lahir, tumbuh, berkembang, ceria-murung, normal-tidak normal, sehat-sakit, dan akhirnya menuju pada kematian. Manusia adalah makhluk hidup utama dimuka bumi ini. Mereka senang sekali untuk menganalisa, membicarakan, bahkan melakukan sesuatu yang akan menguntungkan diri mereka sendiri. Segala sesuatu yang ada didalam dunia ini adalah buah tangan dari manusia. Baik itu teknologi maupun budaya itu semua dikembangkan oleh makhluk yang paling sempurna yaitu manusia.
          Lalu apa sih yang dimaksud dengan sehat? Sehat menurut orang awam berarti kebalikannya dari sakit. Sebuah kondisi dimana jika dilihat secara fisik dan jiwa seseorang seimbang. Dengan kata lain, jika jiwa seseorang tersebut sakit (misalnya stress) akan sangat berpengaruh sekali ke fisik orang tersebut. Kebalikannya bila fisik seseorang tersebut mengalami masalah (misalnya cacat) tentu sangat berpengaruh untuk kejiwaan orang tersebut.
          Secara garis besar fisik dan jiwa berarti penting untuk kata sehat. Tidak ada satupun manusia yang bisa hidup sehat tanpa keadaan fisik dan jiwa yang stabil, dan saling melengkapi satu sama lain. Misalnya ada seseorang yang secara fisik ia sehat merasa tidak sakit. Tapi dalam kenyataanya hatinya sangat gelisah, tidak pernah tenang, dan tidak bisa tidur dengan tenang. Nah orang tersebut tidak bisa dikatakan sehat, orang tersebut sakit jiwanya. Darimana kita mengetahui orang tersebut sakit jiwanya? Seseorang yang tidak bisa tenang atau tidur dengan lelap seperti orang pada umumnya biasanya memiliki sebuah pikiran yang tidak sengaja ia pikirkan terus menerus. Pikiran-pikiran itulah yang membuat orang secara fisik sehat tapi jiwanya tetap sakit.
          Dalam bahasa sehari-hari kita mengambil makna istilah sehat wal afiat sebagai keadaan yang optimal, stabil jiwa dan fisiknya (raga). Kata sehat ini sendiri adalah makna dari bahasa arab yang diambil untuk diterjemahkan sebagai kata bahasa indonesia. Sehat mendekat dengan istilah fungsi, sedangkan afiat mendekat pada kesesuaian dari fungsi tersebut. Kaki yang sehat adalah kaki yang digunakan untuk berjalan ketempat-tempat yang baik dan semestinya. Sedangakan kaki yang afiat adalah kaki yang tidak digunakan untuk berjalan ke tempat yang dilarang seperti tempat maksiat.
          Lalu menurut definisi dari WHO (world health organization) sehat adalah keadaan sempurna baik fisik maupun mental tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan. Intinya menurut berbagai pengertian dari konsep sehat diatas tergantung kita mengambil arti yang dapat dipahami dan dijalankan untuk diri kita sendiri. Semua pengertian sehat diatas benar. Sehat adalah kondisi dimana seluruh bagian dari manusia dapat bekerjasama atau berfungsi dengan baik sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Sumber: Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Yogyakarta  :
 Fajar Media Press
                 Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto :
                        Stain Press
                 Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta  :
                        Kanisius

INE LESTIANI - 2PA01 - 13511627