Sabtu, 01 Juni 2013

Tulisan 1 – Penyesuaian diri dan pertumbuhan

          Sebagai masyarakat tentunya kita sudah tidak asing lagi dengan istilah “penyesuaian diri”, mengapa demikian? Karena penyesuaian diri menjadi salah satu tindakan kita di dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi anggapan pengertian antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya pasti berbeda tentang apa itu penyesuaian diri. Lalu, apakah arti penyesesuaian diri menurut anda? Disini saya akan membahas tentang beberapa konsep penyesuaian diri menurut beberapa tokoh dan dikaitkan dengan pertumbuhan.


A.   Menjelaskan konsep penyesuaian diri
Penyesuaian diri adalah usaha manusia untuk mencapai harmoni pada diri sendiri dan pada lingkungannya. Sehingga rasa permusuhan, dengki, iri hati, pransangka, depresi, kemarahan, dan lain-lain emosi negatif sebagai respon pribadi yang tidak sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis (Kartini Kartono, 2002:56). Kemudian, Penyesuaian diri dapat didefinisikan sebagai interaksi Anda yang kontinu dengan diri Anda sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia Anda (Calhoun dan Acocella dalam Sobur, 2003:526). Lalu, Penyesuaian diri (adjustment) atau dapat dikatakan juga sebagai adaptasi, merupakan suatu proses dimana organisme yang agak sederhana mematuhi tuntutan-tuntutan lingkungan. (Sumber : Semiun, Y. 2006. Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Kanisius). Sedangkan menurut,  Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery).

 Menurut saya Penyesuaian diri dapat diartikan atau ditelaah sebagai suatu proses yang bersifat dinamis, bertujuan untuk menghadapi berbagai perubahan yang terjadi dalam diri individu agar terjadi penyesuaian hubungan yang lebih menyatu  antara diri individu tersebut dengan lingkungannya. Dengan demikian diharapkan manusia dapat membentuk suatu hubungan yang menyenangkan antara dirinya dan lingkungan barunya. Penyesuaian diri juga dapat diartikan sebagai adaptasi. Masih ingat dengan pengertian adaptasi?  Adaptasi adalah dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah, bukan hanya jasmaniah tetapi dapat memperoleh kesejahteraan  rohaniah. Selain itu dengan adaptasi juga dapat membentuk sebuah relasi atau hubungan yang memuaskan dengan tuntutan sosial dalam masyarakat. Namun belakangan pengertian adaptasi sama persis dengan penyesesuain diri sedikit dibenarkan atau diluruskan. Karena pada umumnya adaptasi lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis.  Secara konvensional juga disebutkan bahwa penyesuaian diri diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip. Penyesuaian sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara efisien. Dengan menjaga diri dengan hubungan antara moral, sosial, dan emosionalnya. Dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah suatu usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya.

B.    Pertumbuhan personal
Apa sih pertumbuhan personal?  Tentunya kita sudah tidak asing, dan paham betul tentang definisi pertumbuhan. Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian. Inilah yang dinamakan pertumbuhan. Dan hal tersebut membutuhkan proses yang sangat panjang. Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu diantaranya  adalah faktor genetik yang menentukan beberapa karakteristik seperti jenis  kelamin, pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti sikap pendiam dan temperamen, lalu faktor eksternal atau lingkungan yang mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Dari semua faktor-faktor  di atas, paling penting adalah pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat sekitar akan memberikan pertumbuhan pesat bagi suatu individu. Dengan demikian, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya.
Berikut adalah konsep yang berkaitan dengan pertumbuhan personal :
1.     Penekanan pertumbuhan diri
Pertumbuhan sendiri adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat hingga dewasa (akhir hayat) pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah), yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis.
2.    Variasi dalam pertumbuhan
Tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin diluar dirinya. Hal ini yang menyebabkan mengapa adanya variasi dalam pertumbuhan.
3.    Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Kondisi jasmaniah seperti pembawa dan strukrur atau konstitusi fisik dan temperamen sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembanganya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau konstitusi tubuh. Shekdon mengemukakan bahwa terdapat kolerasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe tempramen (Surya, 1977). Misalnya orang yang tergolong ekstomorf yaitu yang ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan dalam aktivitas sosial, dan pemilu. Karena struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat diperkirakan bahwa sistem saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa penelitian menunjukan bahwa gangguan dalam sisitem saraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian. Dengan demikian, kondisi sistem tubuh yang baik merupakan syaraf bagi tercapainya proses penyesuaian diri yang baik. Disamping itu, kesehatan dan penyakit jasmaniah juga berhubungan dengan penyesuaian diri, kualitas penyesuaian diri yang baik hanya dapat diperoleh dan dipelihara dalam kondisi kesehatan jasmaniah yang baik pula. Ini berarti bahwa gangguan penyakit jasmaniah yang diderita oleh seseorang akan mengganggu proses penyesuaian dirinya.

Sumber:
Kartini Kartono, 2002. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta
http://www.psychologymania.com/2012/09/pengertian-penyesuaian-diri.html
http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/08410141-divie-oktaviana.ps

Tidak ada komentar:

Posting Komentar