Kamis, 28 Maret 2013

TEORI KEPRIBADIAN SEHAT

TULISAN 2

Teori kepribadian sehat ini dibagi kedalam tiga aliran besar. Pertama aliran Psikoanalisis, kedua aliran Behavioralisme, dan yang ketiga aliran Humanistik. Ketiganya mempunyai peranan yang amat sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Tentunya masing-masing aliran ini memiliki banyak perbedaan dan pengembangan. Berikut akan dijelaskan perbedaan antar ketiga aliran tersebut:
1.    Aliran Psikoanalisis
Psikoanalisis adalah aliran yang amat sangat terkenal meski mungkin tidak bisa dipahami seutuhnya. Aliran ini juga paling banyak berpengaruh tidak hanya dalam teori kepribadian sehat. Sigmund Freud adalah orang yang pertama merumuskan konsep aliran psikoanalisis ini.
Beliau adalah seorang dokter namun ia lebih tertarik untuk mendalami dunia psikologi. Oleh karena itu Freud lebih memperhatikan struktur dalam jiwa manusia.  Freud membagi pemikiran manusia ke dalam conciousness, preconciousness dan unconciousness.
Uncounciousness adalah yang paling dominan dan yang paling penting karena didalamnya terdapat pikiran-pikiran dimasa kecil manusia. Sedangkan preconciousness adalah jembatan diantara counciousness dan unconciousness karena didalamnya berisikan ingatan-ingatan bahkan ide yang dapat muncul kapan saja. Lalu counciousness adalah bagian yang secara langsung kontak dengan realitas.
Freud juga melihat manusia lahir dari tiga subsistem yang saling berinteraksi. Ketiga subsistem itu adalah id, ego dan superego. Id atau yang familiar kita sebut dengan prinsip kesenangan (pleasure principle) berisikan hawa nafsu (instink) karena menyimpan dorongan biologis manusia. Dua instink yang dominan adalah libido (seperti dorongan seksual) dan thanatos (instink kematian).  Intinya id sangat egoistis hanya berisikan dengan kesenangan-kesengan yang ada dalam diri manusia tanpa sama sekali melihat ke dalam segi realitas.
Ego (prinsip realitas) tentu berkembangnya dari id. Secara garis besar sang ego lah yang menjembatani atau menghubungkan id dengan realitas di dunia luar. Ego yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan dari apa yang ingin manusia lakukan.
Selanjutnya superego (prinsip sosial) berisikan dengan nilai-nilai sosial yang membuat sadarnya individu dengan tuntutan moral. Misalnya kita melanggar suatu nilai sosial dalam masyarakat seperti berbuat asusila. Nah sang superego yang akan menghukum ego (pengambil keputusan) dengan sebuah rasa amat sangat bersalah.
2.    Aliran Behaviorisme
John B. Watson adalah orang yang mempelopori aliran Behaviorisme. Behaviorisme berdiri sebagai reaksi atas introspeksionisme (menganalisis manusia berdasarkan laporan subjektif) dan juga berisi tentang alam bawah sadar yang tidak nampak. Behaviorisme ingin menganalisis perilaku yang tampak saja seperti yang dapat diramalkan.
Supaya mudah kita menamai aliran behaviorisme ini sebagai teori belajar. Aliran ini menganggap ketika manusia lahir tidak membawa apa-apa. Seorang manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang mereka terima sejak lahir dan juga yang paling penting dari lingkungan disekitarnya. Perilaku manusia adalah hasil dari pengalaman.
Jika lngkungan didekat manusia tersebut baik, maka akan sangat berpengaruh baik kedalam diri manusia tersebut akibatnya mereka berperilaku baik sesuai dengan norma-norma yang ada. Sebaliknya jika lingkungan didekat manusia tersebut buruk, akan berpengaruh buruk kedalam diri manusia tersebut akibatnya mereka berperilaku buruk atau melanggar norma-norma dalam masyarakat.
Kaum behaviorisme ini sangat objektif. Mereka tidak mau menerima bahkan menolak mentah-mentah subjektifitas seperti berpikir, emosi, persepsi, dan sensasi. Bandura juga mengembangkan behaviorisme dengan konsep teori belajar sosial (apa yang dilakukan manusia berdasarkan hasil peniruan orang disekitarnya). Istilah reward dan punishment (hadiah dan hukuman) sangat penting dalam aliran behaviorisme atau teori belajar. Bila seseorang sering diberi reward maka orang tersebut akan sangat senang melakukan suatu hal. Sebaliknya jika ia diberikan punishment orang tersebut akan kapok atau cenderung tidak akan melakukan suatu hal tersebut. Intinya aliran ini melihat secara kasat mata atau apa yang nampak, tanpa melihat perasaan dan pemikiran atau pendapat.
3.    Aliran Humanistik
Aliran ini muncul sekitar tahun 1940-1950an sebagai reaksi atas dua aliran sebelumnya yaitu aliran psikoanalisis dan aliran behaviorisme. Aliran ini secara umum sangat memberikan perhatian besar tehadap diri (self). Tokoh yang paling terkenal menganut parah Humanistik adalah Abraham Maslow lewat aktualisasi dirinya.
Hidup seseorang akan bermakna apabila melibatkan nilai-nilai dan pilihan yang konstruktif secara sosial. Intinya adalah keunikan pada manusia, pentingnya nilai dan makna, kemampuan seseorang mengembangkan dirinya. Manusia hidup di dalam dunia yang sifatnya sangat pribadi dan pusatnya itu adalah diri mereka sendiri,
Hal tersebut disebut dengan konsep diri yang bersifat fleksibel dan sangat labil sehingga mudah berubah. Seseorang melakukan sesuatu untuk bisa meningkatkan dan mengaktualisasikan dirinya.
Berikut adalah empat ciri yang berkaitan dengan aliran Humanistik:
1.    Pusat perhatiannya pada orang yang mengalami, karena itu berfokus pada pengalaman primer sebagai perilaku manusia.
2.    Tekanan pada kualitas yang khas pada manusia seperti aktualisasi diri dan kreativitas.
3.    Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah yang akan dipelajari dan cara yang aan digunakan.
4.    Memberi perhatian penuh pada kemuliaan dan martabat manusia dan tertarik pada potensi inheren setiap individu.
Intinya kecenderungan batin manusia adalah menuju kesehatan dan keutuhan diri seperti halnya dalam kondisi yang normal seseorng berperilaku secara rasional dan konstruktif (terstruktur) dan memilih jalannya melalui aktualisasi dirinya sendiri.
         
Sumber: Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Yogyakarta  :
 Fajar Media Press
                 Rochman, Kholil Lur. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto :
                        Stain Press
                 Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta  :
                        Kanisius

INE LESTIANI - 13511627 - 2PA01

Tidak ada komentar:

Posting Komentar